rss

Jumat, 15 April 2011

MUHAMMADIYAH DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH DI BIDANG PENDIDIKAN


Sebagaimana yang dipahami umum, Muhammadiyah dengan seluruh sepak terjangnya itu ’hanyalah’ merupakan konstruksi sosial dari surat Al Ma’un. Oleh sebab itu secara ideologi Muhammadiyah itu adalah Al Ma’unisme. Sehingga warga Muhammadiyah bisa disebut sebagai kaum ”Al Ma’unis”.

Sebagai konsekuensi dari ideologi Al Ma’unisme, maka orientasi ke-Islaman kaum Al Maunis ini menjadi lebih antroposentris dari pada teosentris, dengan berbagai macam implikasinya. Kaum Al Ma’unis lebih eksoteris dalam beragama, lebih empati terhadap masalah-masalah berkaitan dengan ”yang tercipta” daripada ”Sang Pencipta”.

Kiprah Muhammadiyah yang sangat ekstensif di bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial adalah konsepsi, formulasi, dan realisasi dari karakter Islam yang terpusat pada ”yang tercipta” tersebut.

Dalam gerakan Muhammadiyah, konsep tentang ”Yatim” dan ”Miskin” dewasa ini belum mengalami perluasan makna. ”Yatim” sebetulnya bukan hanya secara harfiah anak yang sudah tidak memiliki orang tua. Begitu juga konsep miskin tidak sekedar kalangan masyarakat yang tidak berkecukupan dasar secara ekonomis, tetapi juga sosial bahkan spiritual.

Awal gerakan Muhammadiyah di bidang pendidikan menemukan momentum sebagai pelopor. Ketika negara dan kelompok masyarakat yang lain belum melakukannya. Namun setelah memasuki satu abad kiprahnya, Muhammadiyah mulai kehilangan kepeloporan itu.

Peran Muhammadiyah di bidang pendidikan mulai diadopsi oleh isntitusi-institusi dan terutama telah diakuisisi oleh negara. Sehingga kiprah Muhammadiyah di bidang pendidikan dewasa ini mengalami kemerosotan yang agak tajam karena gagal melakukan inovasi dalam menghadapi kompetitor-kompetitor yang sebetulnya mereka dulu meniru Muhammadiyah. Kompetitor itu adalah termasuk negara.